ifyoureadthisnotthat

Saham baru tanpa hak suara itu akan diberikan sebagai dividen kepada pemegang saham yang telah ada. Ini akan memungkinkan Zuckerberg menjual saham non-voting untuk mendanai proyek filantropi, tapi tetap menjaga saham dengan hak suaranya yang berarti menjamin kendalinya di Facebook.

Langkah serupa telah dilakukan Alphabet, induk perusahaan Google di tahun 2014, yang ingin membantu Serger Brin dan Larry Page mempertahankan kontrol perusahaan. Dalam pengajuan, Facebook percaya Zuckerberg adalah nahkoda perusahaan dan kunci keberhasilan pada rencana jangka panjang.

Karena, selama ini, para pemegang saham sering memikirkan jangka pendek, sementara Zuckerberg seperti halnya para pemimpin teknologi, selalu punya rencana besar jangka panjang. Termasuk dalam langkah Facebook mengakuisisi WhatsApp senilai US$ 19 miliar dan bertaruh pada virtual reality.

"Dia ingin bergerak maju dan membimbing perusahaan yang amat penting. Ini adalah bayinya," kata Daniel Morgan, Manager Portofolio Senio di Synovus Trust Company, yang memiliki sekitar US$40 juta saham di Facebook.

Sesuai namanya, saham kelas baru ini tidak memiliki hak suara. Saham ini akan diperdagangkan kepada publik di bawah simbol baru. Rencana ini masih harus meminta restu dari para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham Facebook 20 Juni mendatang.

Menurut laporan Facebook terbaru, Zuckerberg memiliki 4 juta saham kelas A dan 419 juta saham kelas B, yang memiliki 10 hak suara pada saham A. Jika dikombinasikan, ia memegang 54 persen hak suara di Facebook.

Selama kuartal pertama 2016, total pendapatan Facebook naik menjadi US$5,38 miliar dari US$3,54 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih Facebook tercatat US$1,5 miliar.

Pendapatan iklan tumbuh 56,8 persen menjadi US$5,20 miliar. Iklan seluler menyumbang 82 persen dari total pendapatan iklan, dibandingkan sekitar 73 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Facebook telah merobek perkiraan para analis Wall Street soal pendapatan, laba, dan pertumbuhan pengguna. Karena faktanya sampai kuartal pertama 2016, tiga hal tersebut tumbuh melebihi ekspektasi.

Selama kuartal pertama 2016, total pendapatan Facebook naik menjadi US$5,38 miliar dari US$3,54 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih Facebook tercatat US$1,5 miliar.

Pendapatan iklan tumbuh 56,8 persen menjadi US$5,20 miliar. Iklan seluler menyumbang 82 persen dari total pendapatan iklan, dibandingkan sekitar 73 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dari sisi jumlah pengguna sampai akhir Maret 2016, perusahaan memiliki 1,65 miliar pengguna atau naik dari 1,44 pada tahun sebelumnya.

"Facebook tetap tumbuh dengan kombinasi skala, pertumbuhan, dan profitabilitas," kata analis Doug Anmuth dari JP Morgan Securities, seperti dikutip Reuters.

Saham Facebook menyentuh rekor tertinggi, US$120,79 pada hari Kamis, lalu ditutup dengan naik 7,2 persen pada US$116,73. Ini mendorong nilai perusahaan tumbuh US$22 miliar. Pada Rabu setelah melaporkan laba kuartal pertama 2015, Apple kehilangan sekitar US$36 miliar nilai pasar, menurut anlisis Reuters. Sementara Alphabet menumpahkan US$30 miliar nilai pasarnya.

Sejauh ini, para analis tidak melihat pertumbuhan Facebook melambat dalam waktu delat karena mereka masih menggoda pasar, baik dari sisi pengguna maupun pengiklan. Bisnis Facebook juga digdaya di ranah perangkat mobile.

Mereka berhasil menemukan cara untuk menguangkan platform yang dipakai penggunanya, dan pengiklan masih mengalokasikan banyak uang di Facebook Ads.

Bahkan, Facebook telah menjadi salah satu pihak yang menerima pendapatan terbesar dari pengiklan yang memindahkan alokasinya dana pemasarannya dari TV menuju situs web dan platform mobile.

"Facebook terus menghasilkan pertumbuhan yang sangat tinggi dan sangat menguntungkan. Sebuah kombinasi yang sangat jarang," tutur Mark Mahaney, analis dari RBC Capital Markets.

Mahaney mencatat Facebook telah mengembangkan solusi yang lebih baik bagi pengiklan dan investasi mereka dalam melakukan pemasaran lewat video. Bahkan, Instagram diprediksi sebagai media beriklan yang potensial di masa depan. Saham Tanpa Hak Suara Demi Zuckerberg Tetap Berkuasa

Berkat kinerja yang menunjukkan optimisme ini, Facebook berani mengajukan proposal untuk menerbitkan saham kelas baru tanpa hak suara kepada regulator di Amerika Serikat. Upaya ini dilakukan untuk membiarkan sang CEO Mark Zuckerberg tetap menyumbangkan kekayaannya tanpa harus melepas kendali atas perusahaan yang ia dirikan.

Pada Desember 2015 lalu, Zuckerberg berencana mendonasikan 99 persen sahamnya di Facebook untuk periode seumur hidup dalam berbagai proyek filantropi kemanusiaan dan kesetaraan.

Saham baru tanpa hak suara itu akan diberikan sebagai dividen kepada pemegang saham yang telah ada. Ini akan memungkinkan Zuckerberg menjual saham non-voting untuk mendanai proyek filantropi, tapi tetap menjaga saham dengan hak suaranya yang berarti menjamin kendalinya di Facebook. Dalam pengajuan, Facebook percaya Zuckerberg adalah nahkoda perusahaan dan kunci keberhasilan pada rencana jangka panjang.

Langkah serupa telah dilakukan Alphabet, induk perusahaan Google di tahun 2014, yang ingin membantu Serger Brin dan Larry Page mempertahankan kontrol perusahaan.

Karena, selama ini, para pemegang saham sering memikirkan jangka pendek, sementara Zuckerberg seperti halnya para pemimpin teknologi, selalu punya rencana besar jangka panjang. Termasuk dalam langkah Facebook mengakuisisi WhatsApp senilai US$ 19 miliar dan bertaruh pada virtual reality.

Rencana ini masih harus meminta restu dari para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham Facebook 20 Juni mendatang.

Menurut laporan Facebook terbaru, Zuckerberg memiliki 4 juta saham kelas A dan 419 juta saham kelas B, yang memiliki 10 hak suara pada saham A. Jika dikombinasikan, ia memegang 54 persen hak suara di Facebook.

ifyoureadthisnotthat

Jumat, 11 Agustus 2017

Facebook Suka Mark Zuckerberg

Review LG G5 SE Update